Kesehatan di era
reformasi
LITERASI KESEHATAN
MENTAL REMAJA DI ERA 4.0
Bismillahirrahmanirraim..
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Salam seahtera
bagi kita semua
Syalom
Om swastiastu
Namo budhaya
Salam kebajikan
Yang saya hormati ketua Yayasan STIKES ...
Yang saya hormati
direktur STIKES ...
Yang saya hormati
seluruh dosen ...
Yang saya hormati
seluruh staf ...
Dan yang saya banggakan
seluruh teman-teman sekalian
Marilah kita
bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, karena atas rahmatnya kita
dapat berkumpul hari ini pada acara lomba pidato dengan tema kesehatan di era
reformasi memperingati Dies Natalis ...
Setiap individu
akan merasaka kebahagiaan dan keseahteraan bila terpenuhi kebutuhan biologis
dan psikologisnya, salah satunya ialah kesehatan. Seseorang dengan raga yang
sehat namun mengalami kesedihan atau kekecewaan, tentu menunjukkan kesehatan
baik secara fisik maupun psikologis sangat penting bagi setiap orang.
Namun yang menjadi
kendala adalah masih banyak orang yang menyadari kesehatan hanya berdasarkan
fisik saja melalui gejala, penyebab, dan pencegahannya. Masyarakat tidak
bingung jika kesehatan fisiknya bermasalah, masyarakat tentu akan mendatangi
puskemas atau rumah sakit terdekat. Namun jika kesehatan psikologis yang
terganggu masyarakat justru mendatangi dokter bukan psikolog tentu hal ini
kurang tepat.
Kesehatan
psikologi banyak dialami oleh usia remaja khususnya bagi mereka mahasiswa yang
merupakan agent of change yang banyak
mengikuti berbagai kegiatan baik di lingkungan kampus maupun diluar lingkungan
kampus. Perkembangan kognitifnya mampu menerima informasi secara abstrak dan
rasional serta mengolah informasi dalam kehidupan sehari-hari. Remaja perempuan
cenderung memiliki literasi kesehatan mental yang tinggi dibandingkan dengan
laki-laki.
Literasi kesehatan
mental bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat bahwa terdapat
ancaman gangguan kesehatan mental yang masih kurang diperhatikan.
Dalam CATAHU
KOMNAS Perempuan Tahun 2018 kekerasan dalam berpacaran menjadi salah satu
dampak terbesar terganggunya kesehatan mental seorang remaja. Yang mana
kekerasan dilakukan oleh pacar menempati posisi pertama. Perempuan yang
mengalami kekerasan cenderung memiliki tekanan sehingga berdampak pada
kesehatannya.
Di era reformasi
teknologi berkembang dengan pesat, khususnya penggunaan media sosial. Penggunaan
media sosial yang berlebihan memberikan efek buruk terhadap kesehatan mental
remaja.
Penggunaan
aplikasi yang memberikan gambaran tentang kekerasan yang terjadi dan dampak yang
akan terjadi jika tidak dilakukan penanganan. Salah satunya adalah
aplikasi “what’s dating violence” yang merupakan aplikasi pendidikan buatan dosen
STIKES Mutiara Mahakam tentang kekerasan yang terjadi pada remaja. Dengan
adanya apikasi ini diharapkan remaja khususnya perempuan seharusnya lebih
cerdas dalam menjalin hubungan yang baik dan sehat dengan lawan jenisnya.
Teman-teman yang
saya banggakan, sebagai remaja yang cerdas kita harus lebih baik lagi dalam menjaga
kesehatan secara fisik maupun secara psikologis mengenai kesehatan mental diri
masing-masing. Adapun cara yang bisa kita lakukan tentu dengan beribadah kepada
Tuhan, terbuka dengan permasalahan, aktif dalam berkegiatan sosial, meminta
bantuan jika merasa kesulitan, dan tentunya dengan banyak mencari tahu tentang
pentingnya kesehatan mental bukan hanya berdasarkan sehat fisik.
Teman-teman yang saya
banggakan..
Sebagai penutup
dalam pidato saya ini, marilah kita lebih perduli dengan perempuan yang
sekiranya telah mengalami gangguan kesehatan mental dan memberikan saran yang baik bukan sekedar
menyalahkan.
Semoga Allah
senantiasa memberikan rahmat dan ridhonya bagi kita semua dalam melaksanakan
tugas kita sebagai mahasiswa dan anak didik dari dosen dan tentunya orang tua kita.
GERMAS !!!
Terima kasih
Wassalamualaikum
warahmatulahi wabarakaatuh
Syalom
Om shanti shanti
shanti om
Namo budhaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar