Label

Senin, 23 Desember 2019

LOMBA PRESENTASI ESAI KANTOR BAHASA KALTIM KALTARA

jangan lupa ditulis..


Peran Mahasiswa menjaga eksistensi budaya baca dan pengguna media sosial untuk mewujudkan Pendidikan berkarakter
Oleh: Nur Amelia Sanusi Putri

Budaya baca di Indonesia telah di gebyarkan sejak lama untuk menjadikan penerus bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang ditinggi. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia sungguh memprihatinkan yang akan berdampak dimasa depan bagi seluruh penerus bangsa. Budaya baca di canangkan agar mempelopori anak muda dalam hal gemar membaca. Tapi nyatanya, budaya baca tak bertahan lama, budaya baca saat ini hanya terdengar tapi taka da bukti nyata terjadinya. Budaya baca sudah tidak diutamakan lagi dilingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah. Sudah tidak ada lagi suatu kegiatan yang mewajibkan anak sekolah membaca ke perpustakaan setiap harinya.
Dalam penelitian UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada diurutan kedua dari bawah soal literasi dunia, menurut data UESCO minat baca masyarakat Indonesia sungguh memprihatikan hanya berkisat 0,001% yang berarti dari 1000 orang Indonesia hanya terdapat 1orang saja yang gemar membaca. Hal ini mengartika bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah.
Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilaukan oleh Central Conecticut State University pada tahun 2016 lalu Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara soal minat baca, sangat disayangkan karena Indonesia dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca berada diatas negara-negara Eropa.
Pemerintah sudah banyak memberikan fasilitas yang dapat digunakan untuk keperluan membaca, mulai dari fasilitas di setiap perpustakaan sekolah, perpustakaan kota hingga perpustakaan daerah. Namun sangat disayangkan anak sekolah bahkan masyarakan masih enggan menjaga budaya baca. Kebiasaan membaca tidak bisa terjadi begitu saja, tapi harus di lakukan secara rutin hingga menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan berulang kali oleh seluruh masyarakat.
Di era yang semakin modern ini  telah banyak menyediakan berbagai bacaan dalam bentuk dgital yang dapat di akses dengan jejaring internet dan melalui smartpoe yag telah dikenal canggihnya. Hal ini semakin memudahkan masyarakat untuk membaca dimanapun mereka berada tanpa harus membawa buku bacaan, sehingga terkesan lebih sederhana dan tidak merepotkan.
Tapi faktanya masyarakat justru tergoda dengan ha lain yang banyak ditawarkan oleh telepon pintar tersebut, alih-alih akan membaca masyarakat justru sibuk menggunakan amartfonne untuk membaca beragam status di media sosial yang belum pasti kebenarannya dan dari berbagai sumber yang tidak dapat dipercaya. Banyaknyaopini yang memenuhi media sosial terkadang justru dipercaya  oleh banyaknya masyrakat tak jarang tingginya berita hoax dengan cepat beredar dikalngan luas bahkan tak jarang masyrakat Idonesia justru ikut berkomentar hanya mengelluarkan apa yang dingindiucapkan tanpa memikirkan dampak dari apa yang diucapkannya. Masyarakat dituntut selain mencari kebenaran berita dengan bacaan lain juga dituntut untuk cerdas memilih bahan bacaan dan kebenaran bacaan dari sumber yang tepat.
Menurut riset masyarakt Idonesia pengguna sosial media palig besar aalah Indonesia dengan jumlah cuitan status paliag banyak ke empat sedunia.
Tingginya penggunaan sosial media meadi salah satu hal yag menyebebkan kebiasaa membaca menurun. Lembaaga riset digital marketigemarketer memperkirakan pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang yang menyebabkan Indonesia menjadi negara ke empat pengguna aktif sedunia.
Ramainya penggunaan sosial media saat ini menjadikan beragam ssosial media seakan makanan bagi seluruh masyarakat bukan hanya orang dewasa sja yang menggunakannya bahkan sekarang anak TK saja sudah banyak yang mengerti penggunaan ponsel pintar tersebut legkap dengan sosial medianya. Kuranagnya pengawasan orang tua yang dengan santainya memberikan anak kebebasan dalam menggunakan ponsel pintar dapat melewati batas yang seharusnya.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar